Senin, 13 April 2015

Sebab akibat... Maafkan aku Suamiku.^^

Suamiku... Mungkin aku bukanlah istri yang pandai berkreasi dengan masakan.

Mungkin aku bukanlah istri yang rajin berhias dan merawat diri.

Mungkin aku bukanlah istri yang lihai dalam memanjakanmu.

Mungkin aku bukanlah istri yang siaga ketika kau butuh bantuanku.

Mungkin aku bukanlah istri yang kuat ketika sedang diuji.

Mungkin aku bukanlah istri yang berpengetahuan luas, hingga terlihat bodoh bila berdiskusi denganmu.

Aku selalu menyusahkan dirimu.

Selalu merengek ketika ingin sesuatu.

Kadang aku cemberut dalam melayanimu.

Bahkan aku meninggalkanmu dan melakujan tindakan bodoh dalam keadaan kau sedang marah.

Maafkanlah aku...
Duhai suamiku...
Dalam hatiku kini...
Aku menyesal... Mengapa aku tak pernah belajar dari isyarat yang kau berikan ?

Aku selalu mengulangi kesalahanku.

Hingga kesabaranmu habis karena kebodohanku.

Kemarin, aku bersikap begitu karna ilmu ku yang masih minim.

Dan kaupun harus tahu, selama ini aku demikian karna kau tak pernah mengajariku tentang Agama.

Pekerjaan dan Hobimu terlalu menguras waktu, pikiran dan tenagamu.

Hingga kau tak sempat memberi waktumu sedikit, untuk mengajariku dan membimbingku.

Saat kau melihat banyak perubahan pada sikap dan penampilanku, disaat itu aku sedang menuntut Ilmu dari buku ataupun media lainnya.

Duhai suamiku... Sejatinya ini adalah tugasmu. Tugasmu dalam membimbingku.

Ingatlah... Ketika kau memilihku menjadi istrimu. Dikala itu tugasmu bertambah. Dirimu kini menjadi pemimpin dalam keluarga.

Janganlah lupa untuk mengajariku dalam ilmu Agama. Karna dengan bekal ini, kita akan mampu bertemu kembali di surga-Nya. In Syaa Allah.

Rabu, 18 Maret 2015

Maafkan Aku yang Tidak Sempurna

MAAFKAN AKU SUAMIKU
Suamiku, aku memang tak pandai memasak, tak pintar merajut dan tak bisa menahan amarah. Namun aku selalu mencoba untuk belajar dan belajar.
Suamiku, aku pun seorang yang sangat mencintai kejujuran, menyayangi kesetiaan dan menghormati keterbatasan. Aku tak sempurna suamiku, tapi aku menjanjikan kesetiaan dan cinta yang tulus sejak kau menjadi imamku, dan aku akan menjaga janji itu segenap jiwaku.
Suamiku, aku pencemburu yang gila, namun kututupi semua itu dengan sebuah peti kepercayaan. Aku pemarah yang hebat namun kubalut semua itu dengan sebuah kemasan keceriaan.
Suamiku, saat peti itu kau rusak dan kemasan itu kau sobek, aku dikelilingi keadaan kalut, aku rapuh, aku sakit dan aku jatuh dalam keterpurukan, aku merasa gagal menjadi istri, aku merasa sempurna menjadi cacat dalam percintaan ini.
Suamiku, maafkan aku atas semua tanyaku, aku sering menanyakan semua kegiatan dan aktifitasmu, aku sering bertanya sedang apa dan dimana dirimu, aku selalu mengganggumu dengan semua pertanyaan-pertanyaanku. Bukan aku curiga suamiku, semua karena aku terlalu mengkhawatirkan keadaanmu dan selalu merindukan pulangmu.
Suamiku, maafkan aku yang selalu bergelanyut manja saat kau pulang kerja, aku ingin merasakan sentuhan kulitmu atau sekedar memeluk tubuh letihmu. Sedangkan kau letih dan tak mau diganggu, aku baru menyadarinya suamiku, sejak kau jarang menyentuhku kecuali kau memang ingin, dan sering membelakangiku saat tidur di kala aku ingin hanya sekedar membelai wajahmu. Karena itu suamiku, aku akan berusaha mengurangi manjaku. Aku akan berusaha tidak menggodamu bila bukan kau yang mulai. Aku sering membiarkanmu bermain koputer sendiri agar aku tak mengganggumu lagi. Namun aku akan selalu ada jika kau butuh aku suamiku.
Suamiku, saat kau pergi untuk sebuah keperluan dan harus pulang malam, maafkan aku bila aku sering marah dengan wajah masam dan dinginku, namun taukah kau suamiku, aku bukan curiga atau mengekang. Aku marah karena kau selalu telat mengabariku tentang dimana dirimu. Aku marah karena kadang kau berjanji akan pergi denganku namun tak memberi kabar, atau aku marah karena kadang kau akan bertemu orang namun tak jujur dengan siapa. Maafkan aku suamiku, aku diam saat kau pulang, aku tak bicara seolah kau merasa aku sesuka hatiku, tapi taukah kau suamiku, aku marah agar kau tak dengar amarahku yg membuatmu tambah lelah. Aku diam agar marahku reda dan tak mengeluarkan kata-kata yg membuatmu marah, benarkan sayang? Malah kau yang memarahiku suamiku...katamu aku sesuka hatiku, katamu aku tak mau mengerti aktifitasmu. Aku sedih suamiku dengan semua tuduhanmu. Aku memilih diam dan aku tau itu membuatmu kesal. Aku mungkin memang salah tapi aku selalu mencoba mengerti. Dari nada bicaramu, aku tetaplah salah, aku tetaplah istri yang tak pengertian dan sesuka hati hingga kau harus sabar dan kuat menghadapiku.
Suamiku, maafkan lagi aku, aku memang bodoh. Aku mohon suamiku, jangan berfikiran yang tidak-tidak tentangku, ini semua kulakukan karena perasaanmu yang kau ungkapkan. Kau tak harus bersabar padaku, tak harus kuat menghadapi tingkahku, aku memang salah, benci saja aku dan akupun akan siap menjauh darimu.
Suamiku, aku mencintaimu lebih dari yang kau tau
Suamiku, aku menyanjungmu melebihi hidupku
Suamiku, maaf atas ego,pertanyaan dan tingkahku
Suamiku, bahagiakan dirimu dan jangan memaksakan mengatakan kau ingin melihat ku baghagia, karena kau butuh bahagia juga.
Bila kebahagiaan tak datang saat kau tak mendengar suaraku maka akulah kebahagiannmu, namun bila kebahagiaan datang saat ketiadaanku maka carilah kebahagiaan itu suamiku.
Aku ikhlas. Karena aku mencintaimu suamiku....

Kamis, 05 Maret 2015

Sakitnya Tuh Disini

Aku di sini, duduk terdiam bersama puing-puing perihku. Sakit ku mengingat masa-masa sebelum kau berubah. Dulu, kau memberiku sebuah senyuman yang belum pernah ku dapatkan sebelumnya. Rasa itu terukir dalam dengan indah. Tapi tak ku sangka, rasa cinta dan sayang yang selama ini kau beri hanyalah kebahagiaan yang semu. Kau mengagungkan sesuatu yang kau sebut cinta dengan topengmu, yang dibaliknya tersembunyi seribu bilah pisau yang siap menyerangku dan menusuk jantungku kapan saja. Atas nama cinta, kau bersandiwara di depanku. Atas nama Allah, kau bersandiwara di depan keluargaku. Astaghfirullah...

Saat kau bercerita tentang peran baikmu dalam sandiwara yang berbeda. Begitu lihai kau merangkai kata dan mengucap janji manis yang sangat indah terdengar. Awalnya aku bisa mengabaikan semua rayuan manismu, tapi kau memang takmau menyerah. Bagaimanapun juga aku seorang wanita yang selalu terbawa perasaan, akhirnya hatiku luluh saat kau berkata “Kaulah pelabuhan cinta terakhirku…” hingga akhirnya "Akad" itupun terucap dari bibirmu didepan semua orang...

waktu terasa berjalan begitu cepat hingga membuatku terjatuh dan tak sadarkan diri lagi. Bodoh aku yang percaya dengan semua sikap dan ucapanmu. Kau membuatku berkorban hanya untuk dirimu. Diam-diam kau menusukku dari belakang dengan belati dibalik topengmu yang terukir indah. Kata-kata cinta yang kau beri racun, membuatku tidak menyadari sakit yang begitu dalam.

Apa kau masih menjunjung tinggi "janji sebuah akad" yang pernah kau berikan untukku? Janji bahwa kau takkan pernah meninggalkanku.

Mengapa hati ini masih menyimpan kenangan-kenangan indah itu? Setiap detik di sisimu terekam jelas dan tersimpan indah di sudut hati kecilku. Tapi semua itu hanyalah sandiwaramu, kau adalah seorang pemain yang memiliki seribu topeng dan beribu tipu muslihat untuk mendapatkan apa yang kau mau.

Kau menikahiku dengan bualanmu untuk menjadikanku permainan. Setelah kau mendapatkan kesenangan yang kau cari, dan kau bosan denga permainan itu, kau membuangku dan menganggapku tak pernah ada dalam hidupmu. Entah apa yang membuatmu melakukan semua itu. Apa rasa sakit dan kecewamu terhadap orangtuamu yang pernah kau ceritakan itu yang membuatmu tak punya perasaan lagi seperti ini? Atau memang inilah dirimu yang sebenarnya?

Seharusnya aku mendengar apa kata mereka dulu, tapi aku terlalu angkuh dengan perasaan itu. Ya…hatiku terlalu meninggikanmu karena terlalu mudah aku terbuai oleh setiap katamu. Salah ku memberimu kesempatan untuk bermain api dibelakangku. Sekarang aku hanya bisa menyesali kepolosanku berhadapan dengan orang sepertimu.
Tapi apa gunanya rasa sesal itu? Aku telah tersakiti, perih yang sangat dalam dan aku harus membuang perasaan yang dulu kubanggakan. Aku malu dengan diriku.

Tak ada lagi kata yang bisa menggambarkan rasa sakitku yang begitu dalam. Kini ku merasa, kau adalah orang terjahat yang pernah ku temui selama hidupku.

#Januari2015#



Senin, 16 Februari 2015

The Real Love after Nikah

Duhai penyempurna separuh agamaku...
#
Jangan letih untuk terus menegur khilafku.
#
Jangan menyerah untuk membimbingku.
#
Allah telah pilihkan dirimu untuk menemani sisa hidupku.
#
Telah kupasrahkan diri ini hidup bersamamu.
#
Maafkan bila aku tak sempurna dalam membahagiakanmu.
#
Maafkan bila aku belum mampu menjadi apa yang kau harapkan.
#
Namun... Tak pernah letih disini aku berbenah diri.
#
Mencari dan mencoba segala yang belum mampu kuberi.
#
Berusaha dan berjuang tak kenal lelah dalam membuatmu bangga padaku.
#
Dan aku berharap semua lelahku menghadirkan berkah dariNya.
#
Duhai engkau yang telah memilihku.
#
Eratkan jemari kita saat mulai melangkah.
#
Peganglah yang kuat saat menghadapi setiap episode kehidupan.
#
Samakan langkah dan luruskan niat dalam meraih ridhoNya.
#
Jangan menyerah ketika angin berhembus kencang. Ketika mungkin suatu hari nanti aku belum bisa membawakanmu rezeki yang cukup atau bahkan membuatmu harus menitihkan air mata karna menahan lapar. Dan aku harap kita tetap bersama melaluinya.
#
Jangan lepaskan peganganmu ketika badai menerpa. Ketika aku atau dirimu diuji kesabarannya melalui sakit yang dilimpahkan pada tubuh kita. Menjadikan salah satu diantara kita harus berjuang sendiri mencari rezeki. Dan aku berharap kita tetap saling menjaga dan menguatkan meski mungkin nanti aku akan merepotkanmu dengan sakit yang Allah beri.
#
Teruslah kita saling menguatkan dengan kekuatan cinta karenaNya. Ketika rambutku mulai memutih, badanku mulai membungkuk, jalanku mulai lambat, pendengaranku mulai samar, penglihatanku mulai buram, ingatanku mulai memudar dan manjaku mulai tenggelam karna berkurangnya usiaku. Aku berharap kita tidak lupa dengan janji padaNya. Mencintai terus sampai ke surga. Dan tetap saling membantu dalam meraih keridhoanNya.
#
Dan yakinlah tak akan cukup bersatu didunia. Maka berdoalah agar Allah satukan kita sampai ke Surga. Aamiin Allahumma Aamiin

#justbewithyou#likeislam#pernikahan#youandme#muslim#dakwah#pukpukpuk#therealloveafternikah

Rabu, 04 Februari 2015

Takdir Allah Pasti Baik

Manusia hanya bisa merancang. Namun Allah Azza Wa Jalla lah yang berhak menentukan disatukannya atau dipisahkan. Semoga dalam penantian ini,, Allah sabarkan hati kita masing2, Allah kuatkan iman kita masing2, dan Allah kuatkan keyakinan kita untuk terus sama2 memperbaiki diri sebelum waktu itu tiba. Lahaulla Walla Quwwata Illah Billah...
 I'm still waiting here for you coz Allah...
Bismillah.. Takdir Allah pasti baik.

Senin, 02 Februari 2015

Aku Tahu

Aku tahu begitu banyak sikap dan sifatku yang membuatmu kaget di awal pernikahan...
Aku tahu begitu banyak sikap dan sifatku yang tak kau sukai...
Aku tahu begitu banyak sikap dan sifatku yang membuatmu tak nyaman...
Aku tahu begitu banyak sikap dan sifatku yang membuatmu kecewa...
Aku tahu begitu banyak sikap dan sifatku yang membuatmu tak tahu harus bagaimana lagi menasehatiku...
Aku tahu begitu banyak sikap dan sifatku yang membuatmu akhirnya menyerah mendampingiku...
Aku tahu begitu banyak sikap dan sifatku yang membuatmu akhirnya ingin melepaskanku...
Aku tahu begitu banyak sikap dan sifatku yang membawaku pada permasalahan hidup ini...
Dan...
Saat ini aku mulai sadar...
begitu banyak sikap dan sifatku yang pada akhirnya membuatku merasakan semua "sakit" ini...
Aku tahu... saat ini hanya semua kekuranganku yang ada dipikiranmu..
Aku tahu... sudah tak ada secuil kelebihanku yang dapat kau lihat...

Ya Allah...
Aku Tahu terlalu banyak sikap dan sifatku yang membuat orang-orang di sekitarku merasa tak nyaman denganku....
Ya Allah...
Aku bingung bagaimana aku harus mengontrol semua sifat dan sikapku...

Ya Allah...
Aku butuh seseorang yang sanggup bersabar dalam menghadapi semua sikap dan sifatku...
Aku butuh
Aku butuh seseorang yang sanggup bersabar menemaniku untuk mencari ridhaMu seumur hidupnya...
Aku butuh seseorang yang sanggup bersabar dalam menasehatiku...
Aku butuh seseorang yang sanggup menahan lelah dalam membimbingku...
Aku butuh seseorang yang sanggup  bersabar dalam menghebatkanku...

Apakah ada "seseorang" itu untukku??

Adakah yang mencintaiku dan ingin kucintai dengan sederhana?
Mencintai dengan keluasan hati untuk menerima apa adanya. Sebuah penerimaan tanpa segudang persyaratan dan setumpuk keinginan. Karena bagiku, tak perlu mencari yang sempurna, jika yang sederhana saja sudah membuatku bahagia.

Cinta yang tak muluk. Cinta lewat tatap mata walau tak sempat terucap kata. Cinta yang mungkin tak terlihat. Cinta yang sederhana. Cinta yang jika engkau tidak mampu membuatnya tertawa, cukuplah untuk membuatnya tidak terluka.

Adakah? Siapakah?

Ya, aku ingin mencintai dan dicintaimu dengan sederhana.
Aku mencintaimu, dengan segala kesederhanaanmu. Karena sesungguhnya, kesederhanaanmu lah yang membuatmu istimewa di mataku, dan hatiku.. Selalu, seperti dulu.

Sesederhana itu....

Kamis, 29 Januari 2015

Lelah bukan berarti menyerah

Dan saat ini...
Harapan itu semakin tipis bagai tulisan di pasir pantai dan hilang terbawa ombak...
Namaku sudah tidak ada lagi di hatimu, cinta itu hilang berpendar entah kemana...
Setiap ku ucapkan kata-kata cinta padamu, tak satupun kau membalasnya...
Kau berusaha keras melupakan segala kenangan tentang kita...
Dan aku disini masih sibuk menata hati untuk segera bergegas pergi ke belahan bumi mana...
Tanpa membawa kenangan denganmu, kenangan kita...

Lelah...
Mencintai seseorang yang tidak membalas cintamu...
Sudah berjuang untuknya namun ia berjuang untuk harapan yang lain... Jadi untuk apa bertahan dihati yang tidak mau dipertahankan ?
Jadi kenapa masih harus menangisi dengan menziarahi  kenangan yang lalu ?
Bila kini ia yang ditangisi sedang melalang buana dengan sekelumit harapan baru dengan hati yang baru !

Apa aku menyerah saat ini? Tidak.
Aku akan tetap menjalankan kewajibanku sebagai isteri, walaupun sebagian hak ku tidak ku dapatkan...
Aku akan tetap berusaha terus memperbaiki diriku agar aku bisa menjadi seorang isteri sholihah...
Aku akan tetap berusaha dengan berdoa untuk keutuhan rumah tanggaku...
 Aku akan tetap berusaha dengan mengembalikan semua padanNya.
Aku akan tetap melakukannya sampai waktu keputusan itu tiba.

Minggu, 25 Januari 2015

Fenomena Helokiti

Ada sebagian orang yang berjuang mempertahankan sebuah mahligai pernikahan. Dan ada sebagian diantaranya sedang mengancurkan dinding dibagian lainnya. Banyak diantara orang yang bertahan, karna banyak alasan. Dan banyak juga orang yang memiliki alasan untuk melepaskan.
Pernikahan tidak dapat berdiri kokoh. Bila hanya satu yang menopang. Butuh kekuatan dari keduanya. Untuk menghasilkan pernikahan yang sakinnah, mawaddah, dan warahmah hingga ke Jannah.
Namun sangat disayangkan, ada sebagian orang yang terjerumus dalam kemaksiatan. Ada yang memiliki PIL atau WIL.
Ada yang sedang mengurus proses cerai karena punya helokiti dikantor.
Dia merasa istrinya yang sudah 10tahun, bahkan ada yang baru menikah 2/3tahun mendampingi sudah sangat membosankan. Terlalu pendiam dan kurang agresif. Padahal si istri cantik sekali. Sedang wil nya biasa2 aja tapi agresif dan pastinya genit. Ya iyalah...kalau ga genit masa mau pacaran sama suami orang :)
Ada juga yg istrinya selingkuh karena suaminya kurang perhatian. Nafkah terasa kurang. Istri masih cantik bin seksi. Tapi dapat suami kok tidak sekaya dulu. Tidak seromantis dulu.
Sedangkan diluar sana banyak cowok cakep bin kaya bertebaran memberi janji2 surga.

Ada suami yang selingkuh karena body si istri membengkak setelah menikah dan melahirkan. Sedang diluar sana banyak gadis2 bertubuh aduhai senyam senyum menarik simpati setiap lelaki. Padahal mereka pacaran sebelum nikah dan bertahun tahun.

Ada yang karena suami selingkuh akhirnya membalas dengan selingkuh juga. Akhirnya anak yang menjadi korban.

Ada yang ketika awal nikah merangkak dari bawah. Kemana - mana pakai sepeda kayuh berdua.
Saling memberi ungkapan mesra.
Berjanji sehidup semati. Tapi ketika kekayaan itu datang menyapa yang ada cuma pertengkaran demi pertengkaran. Rumah terasa menyebalkan. Keluarga terasa sangat membosankan. Dan orang lain terasa sangat menyenangkan.

Ini semua adalah kisah NYATA.

Dan mungkin juga merupakan kisah disekitar kita. Usia pernikahan tidak menjamin semakin solidnya sebuah rumah tangga. Karena manusia itu selalu berubah. Setiap saat setiap waktu. Bertemu dengan orang yg sama waktu demi waktu, tahun demi tahun bisa menimbulkan kebosanan.
Dan itu yang harus dilawan.  Ketika sudah demikian balik lagi ke TUJUAN awal menikah. Luruskan NIAT, dan kuatkan diri dengan menundukan pandangan dan hati. Ingat MALU sama Allah, dan takut akan AZABnya. Kenikmatan selingkuh, hanya sementara. Nikmatnya hanya beberapa menit, tapi dosanya ga terbayar dengan uang yang ada didompet. Hanya bisa dibayar dengan pertaubatan. Dan apa yakin sebelum taubat, kita masih dikasih waktu ? Masih ada sisa napas di dada ?

Setiap pasangan harus saling berkomitmen. Karena cinta itu rapuh.
Pasangan harus saling mengingatkan dan menunjukan jalan.
Saling menjaga, Saling mengisi.
Harus punya visi misi dan tujuan yang sama. Dan juga harus saling mendoakan.

Jangan biarkan iblis dan pasukannya bergembira dengan runtuhnya keluarga. Bila bukan kita yang berusaha, siapa lagi? Pertahankan sebisa mungkin, dan serahkan segalanya kepada Allah Azza Wa Jalla. Manusia pandai merancang segala harapan, namun Allah jua yang menentukan.

#SelfReminder
Bismillah... Lakukan bagianmu. Allah lakukan bagianNya. :)
Yakin. Takdir Allah pasti Baik. :)

Sumber : @Likeislam

Rabu, 21 Januari 2015

Copas Cinta

Cinta itu buta. Ketika kita jatuh cinta, apa yang kita rasakan, pikirkan, bicarakan, lakukan, semua tertuju kepada dia yang tercinta. Seolah kehidupan hanya berpusat pada dia, dia dan dia. Kalau bisa, kita ingin memberikan segalanya, hanya untuknya.

Manusia cenderung mencintai seseorang yang memiliki banyak kecocokan dengan dirinya. Misalnya sama-sama menyukai jenis buku yang sama, suka film yang sama, sama-sama suka makan bakso, sama-sama suka traveling dan fotografi, sama-sama suka hujan-hujanan.. Dan banyak kesamaan lain yang membuat kita cenderung nyaman untuk bersamanya.

Jatuh cinta itu wajar, apalagi jatuh cinta pada ia yang telah dihalalkan dalam ikatan pernikahan. Selain indah, juga berpahala. Tapi menurut saya, mencintai itu juga harus pakai logika dan akal sehat. Mencintai juga tidak berarti memaksakan pasangan harus sama dengan kita, atau sebaliknya. Tiap orang itu unik, kenapa harus, wajib, kudu sama dan seragam satu dengan lainnya?

Ketika pasangan tiba-tiba ngefans berat sama makanan khas jepang, misalnya.. Kenapa juga kita harus ikutan ngefans, padahal baru nyicipin sedikit aja rasanya udah eneg banget... sampai-sampai kapok mau nyobain lagi. Karena mungkin, masakan jepang bukan selera kita. Ya, kalau pasangan request minta dibuatkan masakan jepang, No problemo... buatkan aja kalau memang kita bisa. Tapi nggak perlu juga pura-pura doyan banget padahal habis makan langsung ke belakang cuma buat muntah.

Ketika pasangan menyukai jenis buku tertentu, lantas kita berusaha mati-matian ikut menyukainya. Hunting ke toko buku, berlama-lama di rak buku cuma penasaran kepengen tau, “Ini buku isinya apaan sih, kok dia bisa suka banget..” . Dan pas udah baca sekilas, “Apa menariknya buku ini, kok aku belum nemu yah.. Tapi nggak apa deh, aku beli aja, siapa tahu lama-lama jadi tertarik..”. Dan setelah hitungan bulan, buku itu masih teronggok rapi di sudut meja belajar. Berdebu.
Tabiat manusia adalah mencintai apa-apa yang menjadi kecintaan kekasihnya. Ibnul Qayyim al Jauziyyah dalam buku fenomenal beliau Taman Orang-Orang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu. Jika ternyata apa yang disukai pasangan akhirnya dapat kita sukai juga, alhamdulillah. Namun jika tidak, kenapa harus memaksa diri untuk menyukainya?

Tentunya kecintaan dalam perkara yang sifatnya mubah, ya.. bukan yang wajib. Kalau perkara yang wajib, mau tidak mau harus kita sukai dan laksanakan karena perintahnya langsung dari Alah Azza wa Jalla. Misalnya, menutup aurat dengan hijab sempurna. No excuse, mau pasangan suka atau tidak, kita wajib mematuhinya. “Bukanlah pasangan itu yang selalu sama segala sesuatunya. Tapi pasangan itu seperti sepasang sepatu, saling melengkapi satu sama lain. Bila satunya hilang, ia tak lagi utuh adanya. Dan seseorang yang telah kita pilih itu.. adalah sepotong kepingan lain, yang membuat kita merasa lengkap dan utuh.” Banyak cara untuk menyenangkan hati ia yang kita cintai, tapi bukan berarti harus kehilangan jati diri. Dalam sebuah hubungan, ada fase yang pasti harus dilalui, yaitu fase adaptasi atau penyesuaian. Dan pernikahan adalah proses adaptasi seumur hidup. Menyerap hal-hal positif dari pribadi pasangan dan memperbaiki sisi negatifnya. Tanpa harus mengubah diri menjadi seseorang yang lain, sesuatu yang sama sekali bukan kita.

Mencintai adalah penerimaan. Mencintai adalah penghargaan terhadap yang dicintai, termasuk penghargaan pada diri sendiri. :)

@antika_alf


Hujan

Pagi ini aku sangat menikmati butiran demi butiran air jatuh ke tubuhku...

Tenang rasanya... ketika tiap tetes air itu menyentuh kulitku... tanpa kusadar ada yang membisiku bahwa aku bisa hidup, aku bisa bertahan, bahkan aku bisa bahagia tanpanya...

Semangat hujan di pagi ini menyadarkanku bahwa apa2 yang kumiliki saat Ini hanya titipan Allah yang suatu saat nanti akan dimintanNya kembali.

Seperti saat ini yang sedang ku alami adalah hanya menunggu Allah untuk mengambil titipanNya...

Aku sadar, Allah menguji hambaNya sesuai dengan kemampuannya. Dan ketika Allah mengambil titipanNya nanti, mungkin karena Allah tau kalau aku tidak mampu menjaga titipanNya.. dan Allah terlalu sayang padaku, agar aku tidak terbebani oleh titipanNya...

Everything is positive. Akan selalu ada hikmah di setiap perjalanan manusia. Percayalah... jangan hanya menunggu. Kitalah yang harus mencari hikmahnya...

Selasa, 20 Januari 2015

Maaf

Suamiku...Tanpa terasa waktu yang telah kita lewati dalam pernikahan ini telah memberikan banyak pembelajaran dan cinta untukku...

Aku, istrimu yang penuh dengan kelemahan dan kekurangan ini sangat bersyukur kepada Allah karena telah memberikan dirimu kepadaku sebagai suamiku walaupun waktu kita bersama tinggal menghitung bulan...
Meski terkadang kau bukanlah suami yang sempurna, tapi aku selalu bersyukur karena kau lah suamiku bukan yang lain...Aku benar-benar bersyukur karena Allah telah menjadikanku isterimu...

Suamiku...Selama menjadi isterimu, bukannya aku tidak tahu bila terkadang atau bahkan mungkin sering, ada dari sikapku yang sengaja atau tidak telah melukai hatimu...
Maaf, bila selama ini aku telah membuatmu kecewa dengan kekuranganku dalam menyenangkanmu...
Maaf, bila selama ini aku telah membuatmu lelah karena telah berusaha keras mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhanku dan aku masih sering mengeluh akan kerja kerasmu...
Maaf, bila selama ini aku telah membuatmu marah karena tidak mengerti tentang keinginan-keinginanmu...
Maaf bila selama ini aku selalu membuatmu enggan pulang karena tidak lagi kau temukan kenyamanan dalam diriku...
Maaf jika selama ini aku tidak pernah mengerti apa maumu, tidak pernah bisa masuk dalam dirimu...
Dan maaf untuk semua kesalahan-kesalahan yang telah aku lupa...

Suamiku...
Aku yakin engkau orang yang baik tapi mungkin hanya karena kesalahanku
Kau berubah dan melakukan semua pengkhianatan itu padaku...
Hanya karena kesalahanku, hatimu kini telah berpaling padanya...
Hanya karena kesalahanku, tak ada lagi cinta untukku...
Hanya karena kesalahanku, kau akhirnya menemukan sosok lain yang membuatmu lebih nyaman bersamanya...
Hanya karena kesalahanku, hari-harimu kini dipenuhi dengan pikiran tentangnya...
Maafkan aku suamiku...
Aku menghargai kejujuran yang sudah kau ucapkan beberapa hariini...
Aku Ikhlas... Aku rela menangung semua sakit ini agar semua kesalahanku dapat kau maafkan dan engkau ridho padaku...

Suamiku... walaupun kini waktu kita bersama tak lama lagi. Aku berharap selama jangka waktu ini engkau
Jangan pernah bosan untuk selalu mengingatkan dan menasehatiku... Jangan pernah lelah untuk memberikan yang terbaik buatku...
Jangan pernah berhenti untuk berusaha menyayangi dan mencintaiku lagi...
Karena didunia ini dan saat ini hanya kaulah tempatku untuk mendapatkan ridho Allah dan berbalas surga...


Suamiku...
Mungkin waktuku untuk menyandang status isterimu tidak akan lama lagi. Tapi ku harap selama waktu yg tersisa ini kita dapat menjalankan peran kita sebagai suami isteri dengan baik atau bahkan lebih baik lagi...
Mungkin aku bukan istri yang sempurna bagimu, tapi aku akan selalu berusah keras untuk melakukan yang terbaik yang aku bisa untukmu...
Mungkin aku bukan istri yang istimewa bagimu, tapi aku berusaha menjadi yang terbaik bagimu...
Mungkin aku bukan istri yang kau inginkan, tapi aku berusaha untuk selalu menjadi yang terdepan dalam menjaga kehormatanmu...
Mungkin aku bukan istri yang terbaik dihatimu, tapi aku selalu berusaha untuk menjadikan keluarga kita sakinah mawaddah warahmah di sisa waktu kebersamaan kita...

Suamiku....
Semoga Allah selalu meridhoi kita dan memberikan yang terbaik untuk kehidupan rumah tangga kita baik dunia dan akhirat kita...

Salam sayang dan hormatku selalu untukmu...
Aku mencintaimu suamiku...


Sabtu, 17 Januari 2015

Aku ingin

Aku ingin jatuh cinta lagi ....
Aku ingin merasa kasmaran lagi ....
Aku ingin di cintai ....
Aku ingin di rindukan ....
Aku ingin di perhatikan ....
Aku ingin di cemburui ....
Aku ingin di sayangi ....
Aku ingin di sayangi ....
Aku ingin di marahi ....
Aku ingin di becandai ....
Aku ingin di inginkan ....
Aku ingin ....
Aku ingin ....
Aku ingin ....
Aku ingin ....
Aku ingin ....
Aku ingin ....
Aku ingin ....
Aku ingin ....
Aku ingin ....
Aku ingin ....
Aku ingin ....

Semua itu ku dapatkan dari pasangan halalku...

Jumat, 16 Januari 2015

Rasa itu

Ingin rasanya aku pergi dari sini setiap kali aku mengingat perselingkuhan suamiku... Sakit hati ini.. tak ada satupun hal yang bisa mengobati hati yang terkoyak ini...

ya Tuhan... mengapa aku terlalu mencintainya. mengapa aku tidak bisa seperti orang lain yang bisa marah-marah, meledak-meledak terhadap suamiku ketika aku mengetahuinya... mengapa aku hanya diam dengan segala kesakitanku??

ya tuhan... tak ada kata yang bisa mengungkapkan begitu terlukanya hati ini, betapa sakitnya hatinya,, sakit diatas rasa sakit...

ya tuhan... apa dia pantas untuk ku pertahankan? apa dia masih pantas kucintai ? apa dia masih pantas ku percaya?? apa dia bisa menjadi pribadi yg lebih baik jika ku pertahankan?

ya tuhan... apa aku harus melepasnya? meberikannya kepada wanita itu? apa dia nanti akan bahagia bersamanya? apa dia akan menjadi pribadi yg lebih baik jika bersamanya?

ya tuhan...  terlalu banyak pertanyaan yang berkecamuk dalam diri ini. sampai-sampai rasanya otak ini mau pecah karena tak sanggup menampung pertanyaan demi pertanyaaanku..

ya tuhan .... berikanlah aku kekuatan, kesabaran, ketenangan dan ketegaran dalam menjalani masa transisi pernikahanku..  berikanlah aku selalu petunjukMu dan bimbinganMu agar aku tak salah melangkah di kemudian hari... Aamiin.

Rabu, 14 Januari 2015

Menyiram

"Berusaha kembali saling menyiram tanaman yang sudah kering itu.. walaupun sulit, tapi jika ada sedikit saja akar itu yg masih hidup... aku yakin, tanaman itu akan kembali tumbuh menghijau... Bismillah..tentu semua atas IzinNya.."

Yaah..Bismillah... denga izin Allah, aku akan berusaha untuk memperbaiki kehidupan rumah tanggaku, walaupun waktu yang tersisa 5bulan lagi. Aku harus tetap semangat untuk mencoba masuk kembali ke relung hati suamiku yang sudah terisi orang lain... aku akan berusaha ketika aku bisa masuk kembali, aku akan menggeser pelan2 posisi wanita itu di hatinya, bahkan jika memanh Allah mengijinkan, bisa saja aku ĺangsung mengeluarkannya dari hatinya...
Ya... aku kan berusaha.. semangat. Allah bersamaKu. Bismillah...

komitmen

Malam ini... saya mendapat suatu penyataan dari suami saya. Dia mengatakan sudah berkomitmen dengan selingkuhannya bahwa mereka akan mengakhiri hubungan mereka dengan mencoba mematikan perasaan diantara mereka.
Aku senang mereka mengambik keputusan itu, karena itu  terasa adil buatku.
Tapi disisi lain, malam ini aku harus benar2 sabar, tahan panas kuping, panas hati dan lain sebagainya. Kenapa?? Karena suamiku semalaman ini selalu membicarakan kenangan2 mereka berdua, rasa cintanya yg begitu besar kepada wanita itu, rasa yg tidak pernah dia dapatkan ketika bersamaku, dan rasa-rasa yang membuat hatiku teriris, sedih, cemburu, kesal dan perasaan lainnya..
Aku cemburu... ketika suamiku menceritakan tentang wanita itu dengan perasaan yang benar2 dia curahkan.. tentang bagaimana dia sangat memuja wanita itu... Ahh,, aku cemburu, sekian lama hidup bersamanya tidak pernah aku diperlakukan seperti itu.
Tapi yasudahlah... semua sudah berlalu, saat ini aku akan fokus untuk menjalani masa2 transisi rumah tanggaku selama kuranglebih tinggal 5 bulan lagi. Apakah pada akhirnya rumah tanggaku akan bertahan, atau kita memang harua berpisah? Wallahualam... aku serahkan semua takdirku padaNya. Allah Maha Tahu Yang Terbaik untuk hambaNya.

Selasa, 13 Januari 2015

terkuak sudah

satu persatu Allah selalu menunjukkan kebenarannya padaku. Kebohongan-kebohongan suamiku pada akhirnya diperlihatkan didepan mataku. Semalam tgl 13 januari, aku berencana akan membuat soal TO untuk anak2 di sekolah, karena aku adalah seorang guru. Aku membuat soal menggunakan komputer PC yang sering digunakan suamiku, karena kebetulan hanya komputer itu yg terhubung dengan Printer. pada saat aku buka google chrome karena aku berencana untuk mencari referensi, entah kenapa mataku tertuju pada sebuah riwayat tautan berwarna merah jambu di layar PC itu, dengan penasaran aku buka tautan itu yang ternyata itu adalah sebuah blog. aku coba baca satu persatu setiap tulisan demi tulisan di blog tersebut, dan ternyata... astaghfirullah.. ternyata blog itu adalah blog yang suamiku dan wanita di "sms" buat untuk saling mencurahkan perasaan dan berbagi kisah perjalanan cinta mereka selama ini... Astaghfirullah... hati aku sakit, benar-benar sakit..

aku langsung meminta penjelasan dari suamiku, dan akhirnya dia cerita semuanya.. hubungannya dengan wanita itu sampai2 dia rela melepasku demi wanita itu... dengan entengnya dia ceritakan semua perasaan tertariknya pada wanita itu... aku yang mendengarnya hanya bisa meneteskan air mata dan menbaca istighfar...aku isterinya, yang selama 4,5 tahun mendampinginya tidak pernah mendapat posisi se istimewa wanita itu... Ya Allah,, begitu banyakkah dosaku sehingga CobaanMu ini begitu berat??
saat ini aku bingung,,, apakah aku masih mencintainya atau tidak?
apakah aku harus mempertahankan rumah tangga ini? yang jelas-jelas dia tidak menginginkannya??apakah aku harus ikhlas melepasnya, walaupun dalam hati kecilku aku ingin mencoba bertahan??

kasus kedua

sepertinya Allah masih terus memberiku cobaan demi cobaan dalam rumah tanggaku. pada suatu malam. tepatnya tanggal 22 Desember, entah kenapa tangan ini ingin sekali membuka handphone suamiku. dan, disitu aku mendapatkan percakapan bbm maupun sms suamiku dengan seorang perempuan yang tak lain adalah teman kantornya. yang membuat hatiku panas, hancur berkeping-keping adalah ketika aku percakapan mereka yang sangat mesra dengan panggilan-panggilan sayang yang membuat aku jijik... ya Allah cobaan apalagi ini...

malam itu juga aku langsung meminta penjelasan dengan suamiku. dan dia bilang mereka hanya sebatas teman diatas air saja. suamiku suka dengan wanita itu hanya sebatas teman, dan dia merasa nyaman dengannya.. ya Allah.. aku hanya bisa mencoba untuk percaya tdengan apa yg diucapkan suamiku.

sejak saat itu hubungan kami semakin tidak enak, suamiku selalu meminta aku untuk mengikhlaskannya, melepaskannya jika pada akhirnya nanti kita harus berpisah. aku tidak tahu kenapa, setiap kali aku bertanya padanya, apakah dia memiliki hubungan serius dengan wanita itu, dia selalu mengelaknya,, tidak pernah mengakui..
tapi, setiap kali kita ngobrol dia selalu menyerangku, mengungkit semua kesalahanku, dan lainnya agar aku mau melepasnya dan keinginannya untuk berpisah denganku dapat dengan mudah dia jalani. tapi aku tetap bertahan dengan kondisi seperti ini... aku yakn, Allah pasti akan memberi jalan...

Awal

Awal kisah ini bermula ketika suatu hari aku merasakan perubahan demi perubahan sikap pada suamiku. Malam itu tepat 7 desember 2014 aku mempertanyakan peruabahannya selama ini. tapi, pada saat itu dia hanya mengatakana bahwa ia sedang jenuh dengan pekerjaannya. dua hari kemudian tanggal 9 desember 2014, masalah itupun mencuat kembali. dan pada akhirnya dia mau mengakui semuanya.
dia jujur padaku bahwa saat ini dia sudah tidak mencintaiku lagi. dia mengatakan kalau selama ini dia bersikap baik kepadaku hanya sebatas topeng saja. sakit rasanya... ketika aku mendengar penyataan suamiku itu... tapi apa daya, aku hanya bisa menangis. saat itu aku bingung, aku tak tahu apa yang harus aku lakukan... aku selalu memohon kepada suamiku agar kita dapat memperbaiki hubungan kita lagi... dan suamikupun akhirnya setuju. kita membuat perjanjian selama 6 bulan apakah pernikahan kami akan lanjut atau tidak.

Inilah Kisahku

Puing Hati. Seorang Isteri yang Berusaha Untuk Kembali Merekatkan Puing demi puing Hati nya yang Pernah Hancur... Bismillah.. Semoga Allah senantiasa Melindungi setiap langkahku...